Bacaan Alkitab  Matius 9 : 35 – 38

 

Disalah satu program TV yang bertajuk “minta tolong” disitu ditampilkan bagaimanakah seseorang dengan berbagai latar belakang (ada janda,duda,yatim piatu,orang miskun)dan tentu saja mereka sebagai orang asing yang minta tolong kepada siapa saja yang ia jumpa dijalanan. Namun ternyata,setelah selama berjam-jam minta tolong,tidak ada satu manusiapun yang peduli dan berbelas kasihan terhadapnya. Terkadang ia hanya dilihat sebelah mata,mereka tidak peduli,acuh tak acuh bahkan ada yang memakinya,menyiramnya dengan air dan mengusir orang yang minta tolong tersebut dengan kasar. Pada akhirnya ada juga yang menolong,tetapi yang menolong adalah orang-orang yang justru secara finansial kehidupannya pas-pasan. Ibaratnya saudara bukan,teman atau sahabatpun bukan ! Ternyata orang-orang seperti itu lebih mempunyai hati untuk berbela rasa,berbelas-kasihan dan memperhatikan sesamanya.

Tuhan Yesus selama pelayanan-Nya di dunia sering menunjukkan belas kasihan-Nya  terhadap orang-orang yang membutuhkan pertolongan. (Mat 13:14; Lukas 7:13). Makna kata “belas-kasihan” diterjemahkan dari “esplagkhnisthe” (Yun) menunjuk pada pengertian “bela-rasa” atau “compassion” yang pada prinsipnya lebih dari pada sikap “simpati” karena makna simpati cenderung pada rasa belas kasihan,tetapi tidak dinyatakan dalam sikap yang konkret untuk menolong. Seperti, “waah kasihan sekali yah…” tanpa bertindak apa-apa. Berbeda dengan ungkapan “tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan” yang senantiasa diikuti dengan suatu tindakan nyata sebagai respon atau solusi-Nya. Dalam ayat 36 sesungguhnya Yesus membutuhkan murid-murid-Nya. Maka saudara dan saya hendaknya melakukan hal yang sama seperti yang Kristus lakukan.

Berbelas kasihan atau berbela rasa kepada sesama manusia sebenarnya salah satu panggilan kita sebagai orang Kristen. Tuhan Yesus berkata: “….sesungguhnya kepada sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini,kamu telah melakukannya untuk aku” (Mat 25:40). Semua ini seolah teguran. Jangan sudah sukses,kaya raya dan berlimpah dengan berkat Tuhan kemudian menjadi sombong,kikir dan tidak peduli lagi dengan sesamamu. “Sikap bela rasa Kristus kepada setiap orang yang menderita merupakan dasar dari seluruh karya-Nya. Jadi jati diri Tuhan Yesus yang sesungguhnya adalah rasa belas-kasih.