Bacaan Alkitab :  Imamat 26 : 1– 6

Umat Israel kembali ketanah Kanaan, di mana mereka harus menaati sepenuhnya kehendak Tuhan Allah melalui perintah dan ketetapanNya. Pertama, memelihara dan menguduskan hari Sabat. Kedua, tetap “berkiblat” kepada BaitAllah. Ketiga, beribadah hanya kepada Tuhan Allah. Hal tersebut merupakan identitas selaku umat Tuhan ditengah masyarakat Kanaan. Sehingga yang utama adalah membangun ulang kehidupan spiritualitasnya selaku umat Tuhan. Dengan demikian Tuhan akan memberi berkat, baik berupa cuaca dan tumbuh-tumbuhan, yaitu alam dan sumber dayanya maupun berkat suasana dan keadaan yang aman tentram. Tuhan Allah sendiri yang memberi kepada umatNya damai sejahtera, yaitu keadaan  tanpa ancaman dan bahaya dari orang-orang fasik ataupun binatang buas….”Aku akan memberi damai sejahtera didalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apapun…” (ayat 6). Sekalipun umat Tuhan mengalami pergumulan hidup yang berat dan besar, damai sejahtera Tuhan tidak akan meninggalkan mereka. Kata Tuhan Yesus, Damai sejahteraKu-tinggalkan bagimu, Dami sejahtera Kuberikan kepadamu……….janganlah gelisah dan gentar hatimu.” (Yoh 14 : 27)

Saat memasuki   Minggu Adven kita terpanggil untuk merayakannya dengan sikap hati menyambut Natal serentak menyongsong kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Itulah sebabnya symbol salib jangkar menunjuk pada penantian yang penuh pengharapan menantikan kedatangan Yesus Kristus yang akan menyempurnakan rencana keselamatan Allah bagi umat manusia? Dalam penantian itu, kita bertekad tetap setia dan tekun memberlakukan kehendak Allah dalam Yesus Kristus yakni meneruskan cinta kasih dan damai sejahtera Allah untuk dialami bersama. Tindakan ini merupakan wujud nyata kehdupan orang-orang beriman. Ketaatan dan kesetiaan umat kepada Tuhan Allah bukan untuk mendambakan berkatNya semata tetapi juga untuk menjadi bagian sesama umat manusia di dunia ini,.