Bacaan Alkitab Matius 10 : 37 – 39
Alkitab memberikan banyak makna pada salib,antara lain penolakan (1 Petrus 2 : 4),kematian (KPR 10:39) dan kehinaan (Ibrani 12:2). Injil Matius menyaksikan bahwa salib adalah lambang dari cemoohan (Mat.27:39) dan penyangkalan diri (Mat. 16:24). Mengapa Alkitab,injil Matius khususnya memandang salib sebagai bagian yang melekat dalam keberimanan kita kepada Yesus? Apakah itu berarti bahwa setiap orang yang tidak mengalami apa yang dimakanakan pada salib itu tidak layak bagi Yesus ?
Tuhan Yesus memanggil dan mengutus orang percaya untuk tidak menjadi sama dengan kehidupan dunia ini,yang saat ini diwarnai dengan gaya hidup yang semakin mengarah pada hedonisme,konsumerisme,radikalisme,individualisme,dan lain sebagainya. Gaya hidup model itu sangat bertentangan dengan misi yang dibawa oleh Yesus Kristus,yang dinyatakan-Nya dengan “memikul salib-Nya”.
Dengan pernyataan Yesus : “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut aku,ia tidak layak bagi-Ku”. (ay.38).Ia mau menyatakan bahwa hanya pribadi dan gereja harus sadar dan memiliki kepekaan dan sadar akan kondisi diri dan lingkungan dimana ia hadir. Memikul salib berarti memutuskan untuk mengakhiri kehidupan duniawi seperti gaya hidup yang hanya berorientasi pada diri. Hanya orang yang telah memutuskan seperti itu dikenan mengikuti Yesus dan layak dihadapan-Nya
Pengajaran Yesus ini seharusnya membuat kita bertanya pada diri sendiri,apakah kita telah mengambil keputusan mengikuti Dia dan meneladani jalan-Nya? Jika belum,kendala terbesar apakah yang menghalangi kita untuk memikul salib? Sudahkah kita menemukan solusi untuk mengatasinya?