Bacaan Alkitab : Matius 14 : 22 – 26
Sebagian orang apabila dipuji atau dielu-elukan jadi lupa diriĀ dan sombong serta menuntut orang lain memperlakukannya istimewa. Hal ini berbeda dengan sikap Yesus yang baru saja selesai memberi makan 5.000 orang. Setelah memberi makan orang-orang itu,mereka begitu bersemangat mendukung Yesus dan mau menjadikan Dia sebagai pemimpin. Di sini Yesus tidak tergoda atau terpengaruh dengan pujian dan dukungan orang banyak. Tuhan Yesus malah menyuruh mereka pulang.
Yesus tidak hanya menyuruh orang banyak pulang. Para murid pun disuruh berangkat lebih dulu ke seberang danau Galilea sebagaimana yang diungkapkan dalam ay.22 & 23. Kemudian Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Apa yang dilakukan oleh Yesus dapat dipahamiĀ dalam 2 hal. Pertama ,pentingnya doa dalam kehidupan Yesus di tengah-tengah kesibukan pelayanan,dengan mengambil waktu dan tempat yang khusus. Kedua,dengan doa Yesus senantiasa menjaga relasi dan kesatuan-Nya dengan Bapa,dalam hubungan yang erat dan tak terpisahkan,sehingga dalam seluruh karya pelayanan-Nya tetap konsisten dan focus dalam rangka melaksanakankehendak Bapa.
Saudara-saudari terkasih adakalanya kita sebagai pengurus atau presbiter sangat mengharapkan adanya pujian serta sanjungan,bahkan mengukur serta menilai diri dari pujian dan sanjungan orang lain. Tanpa disadari hal ini membuat kita menjadi sombong dan lupa diri. Di sinilah kita diingatkan sebagai pelayan-pelayan atau murid-murid Tuhan Yesus,agar tetap focus pada tugas pelayan yang dipercayakan di tengah-tengah segala kesibukan tugas,agar jangan sekali-kali mengabaikan keadaan kesediaan membangun relasi dengan Allah di dalam Kristus. Bukan saja agar kita fokus pada pelaksanaan misi Allah,tetapi juga dalam rangka beroleh kemampuan atau kekuatan dalam mengembangkan misi Allah lewat pelayanan dan kesaksian hidup sebagaimana yang dipercayakan Tuhan bagi kita.