Bacaan Alkitab 1 Samuel 12 : 1 – 7
Estafet kepemimpinan adalah ungkapan tepat bagi Samuel yang undur diri dari kepemimpinan di Israel. Samuel merasa sudah waktunya untuk memberikan tanggungjawab kepemimpinan kepada yang lebih muda. Samuel sadar bahwa dirinya semakin tua,sehingga tidak mampu melakukan tugas dengan maksimal. Dalam proses alih kepemimpinan tersebut,Samuel mengevaluasi hal-hal yang dilakukannya selama memimpin.  Menarik,bahwa Samuel meminta umat untuk menilai dan mengungkapkan jika ada hal-hal tidak benar yang telah dilakukan. Hal itu sebagai pertanggungjawaban tugasnya. Samuel tidak ingin umat Israel merasa tidak sejahtera selama kepemimpinannya.

Dua pelajaran penting dari bacaan ini adalah : 1) Alih kepemimpinan kepada yang lebih muda dapat diharapkan memberikan perubahan. Pemimpin muda dianggap lebih semangat,energik dan mampu menyesuaikan diri dengan kondisi dan perubahan jaman. 2) Pemimpin yang tua mesti legowo seperti Samuel untuk mundur dan memberikan kesempatan kepada pemimpin muda. Tidak memaksakan diri untuk terus memimpin,meskipun usianya sudah tua. 3) Melakukan evaluasi atas segala hal yang telah dilakukan selama masa kepemimpinannya. Termasuk kesalahan yang dilakukan dan mengakibatkan umat mengalami kerugian,ketidakadilan dan penderitaan. Kemudian mempertanggungjawabkan tugas kepemimpinannya kepada seluruh umat. Mengevaluasi diri atas apa yang dilakukan selama masa kepemimpinan merupakan  bagian dari cara atau strategi memimpin. Sehingga kepemimpinan makin lebih baik dan meningkat serta mencapai tujuan. Sebab ada pemimpin yang masa bodoh; tidak mau mengevaluasi atau tidak mau dievaluasi oleh orang lain;bertindak arogan dan otoriter.

Estafet atau alih kepemimpinan adalah hal yang biasa dalam suatu organisasi. Oleh karena itu,perlu dilakukan kaderisasi yang baik dan matang. Para kader muda harus persiapkan diri untuk memimpin,orangtua harus mundur dan beri kesempatan.